Misteri Rambut Malaikat yang Jatuh ke Bumi


Ada sebuah misteri yang bernama Angels Hair atau rambut malaikat yang  sampai saat ini masih belum terpecahkan. Angels Hair merupakan kupulan seperti rambut putih yang berada di tanah namun anahnya ketika disentuh, maka rambut malaikat ini akan menghilang. Beberapa pendapat mengaitkannya dengan keberadaan UFO.

Fenomena ini sebenarnya bukan hal yang baru. Dalam buku yang berjudul “The Natural History of Selbourne” yang terbit pada abad ke-18, Gilbert White menceritakan kisahnya. 
Ilustrasi Angels hair
Pada tanggal 21 September 1741 saat ia sedang berjalan menuju ladangnya di sore hari, ia menemukan rerumputan menjadi lengket dan sepertinya diselimuti oleh sarang laba-laba. Lalu pada pukul 9 malamnya, sebuah peristiwa aneh terjadi di wilayah itu.

White menulis :

“Hujan sarang laba-laba terjadi disitu dan terus berlanjut hingga hari berakhir. Kebanyakan materi yang jatuh bukan berupa benang laba-laba yang sekedar mengapung, melainkan seperti serpihan-serpihan yang panjangnya berkisar antara 5 hingga 6 inci”.

“Materi-materi itu berjatuhan dengan kecepatan yang cukup tinggi, menandakan bahwa ia lebih berat dibanding atmosfer bumi.”

Setelah kisah itu diceritakan oleh White, fenomena serupa mulai dilaporkan dari seluruh dunia. Misalnya, pada Oktober 1820, materi seperti sutera jatuh di kota Pernambuco, Brazil, dan menutupi wilayah seluas 90 mil.

Pada tahun 1881, sarang laba-laba yang berwarna sangat putih jatuh di Green Bay, Wisconsin. Bahkan ada yang mengaku menemukan 'sarang laba-laba' dengan panjang hingga 60.

Penemuan Angel’s Hair sepertinya terjadi di hampir seluruh dunia, mulai dari Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Selandia Baru.

Walaupun laporan-laporan masyarakat mengenai fenomena ini telah dicatat sejak berabad-abad, namun baru sejak tahun 1952 orang menghubungkannya dengan fenomena UFO.



1. Perancis
Saat itu, tanggal 17 Oktober 1952, para penduduk di kota Oloron, Perancis melihat sebuah objek berbentuk silinder sedang terbang di langit dengan sudut 45 derajat menuju arah barat daya. Objek itu diiringi oleh 30 objek bulat yang lebih kecil.

Lalu para saksi melihat 30 objek kecil tersebut mengeluarkan materi berbentuk sarang laba-laba berwarna putih. Materi ini tersebar dimana-mana, ada yang menutupi pohon, atap rumah hingga pekarangan rumah penduduk.

Ketika para penduduk yang ingin tahu menyentuhnya, materi ini berubah menjadi substansi berbentuk gelatin dan menghilang begitu saja. Sepuluh hari setelah peristiwa itu, penduduk kota Galliac, juga di Perancis, mengalami fenomena yang sama.


 
2. Australia
Penampakan UFO yang diiringi oleh hujan sarang laba-laba juga dilaporkan di Australia pada tanggal 19 Agustus 1998. Saat itu, para penduduk kota Quirindi, New South Wales, melihat 20 objek berbentuk perak melintasi langit.

Beberapa saat kemudian materi seperti sarang laba-laba mulai berjatuhan ke bumi. Peristiwa aneh ini mendapat liputan luas media international.



3. Italia

Tanggal 27 Oktober 1954, dua pria Italia bernama Gennaro Lucetti dan Pietro Lastucci sedang berdiri di balkon sebuah hotel di alun-alun St Mark di Venice. Tiba-tiba keduanya melihat dua objek terang berbentuk kumparan terbang melintasi langit.

Objek-objek itu bergerak dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan jejak panjang berwarna putih terang. Tidak berapa lama kemudian, kedua objek tersebut membelok dan terbang menuju Florence.

Di Florence, saat itu sedang diadakan pertandingan sepak bola di salah satu stadion. Tanpa disangka, kedua objek misterius tersebut terbang melintasi arena pertandingan. Semua pemain, wasit dan sekitar 10.000 pe terdiam menyaksikan objek-objek tersebut lewat di kepala mereka.






Sumber:
palingseru.com

Google Earth Berhasil Menangkap Gambar-gambar Mengerikan


Citra satelit Google Earth banyak menangkap gambar-gambar aneh di bumi ini. Salah satu yang kontroversial:  Monster Danau Lochness.
 

Pada gambar yang tertangkap satelit Google Earth menunjukkan bentuk monster yang lonjong dan memiliki beberapa helai buntut. Salah seorang yang mengaku menjadi saksi mata, Jason Cook mengklaim pernah melihat seekor monster laut berukuran 19 meter di perairan Loch Ness, Skotlandia. Monster ini menjadi mitos yang melegenda di wilayah itu.
 
Google Earth menangkap objek yang diduga monster Loch Ness. (Daily Mail) 


Selain itu, Google Earth juga berhasil menangkap sebuah adegan yang memicu kontroversi di Internet. Banyak yang beranggapan bahwa itu merupakan adegan pembunuhan. Jika benar, bisa jadi itu merupakan adegan pembunuhan yang paling mengerikan.

Seperti diberitakan Daily Mail, 15 April 2013, pada gambar itu terlihat jejak darah di sepanjang dermaga. Ada seseorang yang sedang berdiri, dan satu lainnya tertidur.

Melihat jejak darah itu, banyak yang berkomentar kalau seseorang telah menyeret mayat dan akan membuangnya ke danau.


 'A murder near my house on Google Maps' (Daily Mail)


Gambar yang terdeteksi berada di pinggir dermaga di kota Almere, Amsterdam, Belanda, pertama kali diposting di laman Reddit dengan judul 'A murder near my house on Google Maps'.

Namun, banyak juga yang tidak yakin kalau gambar itu merupakan tindakan pembunuhan. Alasannya sederhana. Gambar yang berhasil ditangkap satelit Google Earth itu terjadi pada siang hari.

Ini bukan pertama kalinya citra satelit Google Earth berhasil menangkap gambar-gambar yang mengejutkan. Pada awal tahun ini, Fiona Powell, melihat gambar hantu pria di sebuah desa yang telah digusur untuk dijadikan lapangan terbang di daerah Gloucestershire Selatan, Inggris.



Gambar bayangan yang menyerupai pria raksasa. (Daily Mail)

 






Sumber:
viva.

Kedutan Waktu, Kembali Ke Masa Lampau Sesaat


Tanggal 4 Agustus 1951, fajar belum lagi menyingsing. Laut bergemuruh oleh derai ombak yang menghantam karang di kawasan pesisir Puys, Prancis.

Subuh yang tenang dan damai. Namun hari itu berubah menjadi pengalaman menakutkan bagi dua turis perempuan asal Inggris yang sedang berlibur di Puys.
 

Puys, sebuah desa tepi pantai dekat pelabuhan Dieppe di Normandy, Prancis menjadi lokasi wisata alternatif dengan pemandangan pantai, beting, dan tebing karang. Romantis untuk sebagian orang yang suka laut. Hal ini yang mendorong dua turis perempuan itu memilih Puys sebagai tempat liburan musim gugur. Namun pengalaman liburan itu menjadi kenangan tak terlupakan bagi mereka.

Subuh hari itu, kedua turis perempuan itu terbangun oleh gaduhnya suara tembakan gencar. Suara itu semakin menguat dengan rentetan tembakan yang semakin gencar disusul jeritan dan tangisan yang sangat kacau, lalu terdengar dengung sejumlah pesawat pembom, ledakan bom, tembakan mortir dan tembakan, teriakan… Keduanya kaget bukan kepalang. Mereka kini seolah berada di tengah kancah pertempuran hebat.

Suara demi suara pertempuran itu tetap menggema dan terdengar jelas oleh mereka. Namun mereka tak berani bergeming keluar dari kamarnya. Hanya tiarap dan bersembunyi ketakutan di sudut kamar. Tubuh menggigil akibat suara tembakan dan ledakan yang kadang terdengar sangat dekat, atau suara-suara perintah khas militer dalam bahasa Inggris dan Jerman, jeritan kesakitan, dan isak tangis.

Selama kurang lebih tiga jam mereka mendengar jelas semua suara pertempuran di luar sana. Sampai akhirnya suara-suara mengerikan itu semakin samar… samar… dan hilang! Debur gelombang menghantam karang sayup kembali terdengar. Fajar sudah menyingsing.

Setelah menenangkan diri, keduanya kemudian memberanikan diri keluar kamar. Dengan takut-takut mereka mengintip keluar jendela. Pemandangan di luar sana normal. Tak ada bekas pertempuran baru sama sekali. Hanya rumah, karang, pantai, pepohonan… suasana hariandi Puys.

Keduanya kemudian bertanya-tanya kepada beberapa orang yang berada di dekat sana, apakah mereka mendengar suara pertempuran barusan? Semua hanya menggeleng dengan wajah bingung. Tak ada kegaduhan apapun apalagi suara tembakan dan ledakan bom. Apakah ini mesin waktu?

 
Mesin waktu

Seorang penduduk lokal yang agak tua mengatakan tak ada pertempuran baru di Normandia setelah D-Day “Operation Overlord” (1945) dan Operation Jubilee (1942). Sang kakek menjelaskan bahwa Pelabuhan Dieppe, Puys and Pourville merupakan titik pendaratan pasukan gabungan Sekutu (Inggris, Kanada, AS dan Polandia) dalam Operation Jubille 19 Agustus 1942.

Lantas, apakah yang sebenarnya terjadi? Kedua turis Inggris itu tak mengerti. Mereka sangat yakin bahwa apa yang mereka dengar adalah sebuah pertempuran yang bahkan seolah bisa mereka lihat. Dalam kebingungan, mereka kemudian membuat laporan ke otoritas setempat mengenai fenomena tersebut. Mulanya laporan itu diabaikan, namun akhirnya sebuah lembaga khusus di Inggris tertarik akan hal tersebut.

 
Detail yang Mencengangkan
 
British Society of Psychical Research lah yang kemudian melakukan riset dan penelitian terhadap fenomena tersebut. Mereka sangat yakin bahwa apa yang dialami dua turis perempuan Inggris itu adalah bagian dari misteri alam yang tidak terpecahkan.

Namun mereka punya asumsi, kemungkinan keduanya telah terjebak dalam “kedutan waktu”. Suatu fenomena terbukanya semacam portal energi di suatu tempat yang memungkinkan orang bisa merasakan apa yang telah terjadi di masa lalu. Benarkah?
 

Mungkin saja benar. Karena penelitian terhadap laporan perempuan itu memang menunjukkan kesamaan peristiwa dengan kejadian nyata di Puys dalam gelar Operation Jubilee, yaitu operasi tempur pendaratan Sekutu di Normandia untuk memukul Jerman yang bercokol di Prancis pada 19 Agustus 1942. Operasi itu gagal dan kemudian menjadi bahan pertimbangan penting untuk gelar operasi tempur berikutnya “Operation Overlord” D-Day 6 Juni 1945 yang sukses mengalahkan dominasi Jerman di Prancis.

Bukti-bukti kebenaran akurasi cerita kedua turis itu dibuktikan dengan kros cek terhadap arsip data rahasia militer yang tidak pernah dipublikasikan. Hasilnya ada sejumlah besar persamaan persitiwa yang mencengangkan semua pihak.

Walaupun kedua perempuan itu mengetahui kisah tentang Operasi Jubilee di Dieppe dari banyak literatur saat itu, mereka tak akan mendapat detail penting seperti yang tercantum dalam arsip rahasia militer itu. Namun kenyataannya mereka memapar data detail yang hampir persis sama dengan arsip militer tersebut.

Hidup ini memang penuh misteri yang belum terkuak...





 


Sumber:
jadiberita

Sekarang Ada Skuter Lipat


Jalanan yang selalu macet, lahan parkir makin susah, belum lagi ancaman banjir di kota-kota besar, mungkin harus melirik inovasi terbaru ini: Skuter Lipat.

Antro, grup pengembang sarana transportasi pribadi non-profit yang ramah lingkungan dari Hungaria, memperkenalkan Moveo, sebuah skuter listrik yang menjanjikan solusi atas semakin sempitnya lahan parkir di kota-kota besar.

 
 
 
Keunggulan Moveo adalah bisa dilipat menjadi berbentuk seperti koper. Bayangkan ketika kamu pergi ke kantor, parkiran penuh, kamu tinggal lipat kendaraanmu dan menentengnya ke ruang kerja seperti koper. Tak perlu takut ada oli yang bocor dan bos marah-marah karena kepeleset, karena desain dalaman motor ini dibuat tertutup dengan sempurna. Buat para wanita juga tidak perlu menahan gengsi, karena desain eksterior motor tampak ini cukup elegan.

Di jalanan, Moveo mampu melaju hingga batas kecepatan maksimal 45 km/jam. Dilihat dari tenaganya, motor ini memang bukan ditujukan untuk memfasilitasi perjalanan jauh, ngetrek, apalagi mudik. Tapi buat warga kota sibuk seperti Jakarta yang berhadapan dengan kemacetan secara rutin, kendaraan portabel seperti ini mungkin akan sangat berguna.

 
 
 
Tapi meskipun secara portabilitas cukup menjanjikan, bukan berarti skuter yang rencananya dibandrol dengan harga sekitar $3600-$4600 ini tak punya kekurangan lho. Kelemahan pertama adalah berat. Dengan berat sebesar 25 kg, tentunya menenteng koper ini menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Untungnya dalam bentuk koper, Moveo masih mempunyai roda sehingga memudahkan untuk diseret. Kedua, bertenaga listrik, yang sumber tenaganya sendiri belum difasilitasi secara memadai di negara kita.

Buat kamu yang ingin menjajal bagaimana rasanya menunggangi Moveo, harap bersabar. Antro baru berencana untuk memproduksi Moveo secara masal tahun depan dengan jumlah produksi awal sebanyak 4.000 unit. Perusahaan itu juga melihat kemungkinan potensial untuk meningkatkan jumlah produksinya hingga 15.000 unit per tahun.





 
 
 
Sumber:

Garpu Ajaib, Penurun Berat Badan


Bagi yang punya masalah obesitas atau kelebihan berat badan, bersiaplah membeli HAPIfork, sebuah garpu ajaib yang bisa membantu menurunkan berat badan. Fungsi lainnya yakni mendukung pencernaan lebih sehat.

HAPIfork adalah garpu elektronik yang akan bergetar jika digunakan terlalu cepat saat makan. Lantas, apa hubungannya makan cepat dengan obesitas? Makan terlalu cepat dan terlalu banyak adalah salah satu pemicu meroketnya berat badan. Tak hanya itu, makan terlalu cepat pun tidak baik bagi pencernaan.
 
asia.cnet.com

HAPIfork diciptakan berdasar pada pengalaman pribadi penemunya, Jacques Lepine. Dulu, ia punya kebiasaan makan terlalu cepat. Suatu ketika, Lapine dilarikan ke rumah sakit karena diduga mengalami serangan jantung. Ternyata dokter mendiagnosisnya dengan refluks lambung dan memperingatkan Lepine untuk memperlambat makannya.

Tujuh tahun kemudian, Lepine menciptakan garpu untuk memantau kecepatan makannya yang diberi nama HAPIfork. Garpu ini akan bergetar dan menyala jika pemakainya memasukkan makanan ke mulut kurang dari 10 detik setelah suapan terakhir.

"Hormon Anda akan menjadi korban ketika Anda makan terlalu cepat. Ini buruk bagi pencernaan dan buruk bagi pemecahan nutrisi. Bahkan menurut studi terbaru, dibutuhkan 10 - 45 menit untuk melepaskan hormon cholecystokinin yang mengirim sinyal ke otak bahwa Anda sudah kenyang," kata Lepine seperti dilansir Medical Daily.

Karena fungsinya ini, HAPIfork disebut-sebut sebagai produk penurun berat badan. Dilengkapi lampu peringatan LED, konektor USB dan perangkat lunak yang dapat terkoneksi dengan komputer dan smartphone, garpu ini membuat si pemakai dapat memantau kecepatan makannya.

Garpu ajaib ini akan dibuat oleh perusahaan yang bermarkas di Hong Kong bernama HAPILABS Ltd. Sebagai permulaan, sebanyak 2.500 produk pertama dijual seharga US$ 89 atau sekitar Rp 864.000.





 


Sumber:
detik.

Teknologi Gerakan Mata Pengganti Layar Sentuh

Revolusi teknologi saat memasuki abad 21 banyak kejutan baru. Saat kita mungkin masih 'nyaman' dengan teknologi layar sentuh, tak lama lagi hanya dengan gerakan mata semua eksekusi pada gadget bisa dilakukan dengan mudah.

Teknologi antarmuka yang disebut The Eye Tribe ini, dibuat oleh mahasiswa PhD dari IT University of Copenhagen.

thenextweb.com

Teknologi The Eye Tribe melacak mata untuk mengontrol perangkat dengan akurasi sama dengan ujung jari. Ini berkat keajaiban temuan mereka yang dinamai Ssubmilimeter Pupil Tracking.

Dengan memakai teknologi infrared, algoritma khusus The Eye Tribe bisa melacak letak pupil mata pengguna, seakurat saat jari menyentuh layar tablet. Bedanya, gerak mata lebih cepat dari pada gerak jari.

Ternyata, pupil kita sama seperti sidik jari, khas dan tak ada yang memiliki corak yang sama. Sehingga, pandangan mata bisa dijadikan sarana untuk masuk (log in) pada setiap akun.

Dengan The Eye Tribe, memungkinkan mata mengontrol perangkat dan memungkinkan navigasi handsfree pada website, game dan aplikasi. "Apa yang kami tunjukkan saat ini hanyalah puncak gunung es dari apa yang bisa dilakukan dengan kontrol mata," kata pendiri The Eye Tribe, Sune Alstrup Johansen. The Eye Tribe ingin menyediakan teknologi kontrol mata untuk perangkat konsumen pasar massal dengan menjual lisensi teknologi bagi produsen.


Kisah tujuh tahun
The Eye Tribe dimulai tujuh tahun saat empat pendiri bertemu di jurusan IT University of Copenhagen. Mereka berambisi membuat kontrol mata bisa tersedia untuk semua orang dengan harga terjangkau. Setelah menyelesaikan PhD empat pendiri mereka membeli IP dari Universitas dan membentuk The Eye Tribe.

chatsudarattarasan.wordpress.com

Mereka tampil dalam ajang StartupBootcamp Eropa 2011. Setahun kemudian menerima investasi dari investor swasta Eropa sebesar US $ 1 juta. Pemerintah setempat juga ikut mendanai sebesar US $ 4,4 untuk mengembangkan kontrol mata pada perangkat mobile.

Dengan temuan baru ini, maka interface perangkat akan berubah banyak. Pengembang game, aplikasi dan software bisa memakai The Eye Tribe untuk menggunakan teknologi ini. Software Development Kit (SDK) bagi pengembang akan datang ke Android pada Juni nanti.

Dalam situsnya, mereka mendemonstrasikan main game Fruit Ninja dengan sapuan mata. Mereka juga mengatakan akan meluncurkan tablet Android yang bisa langsung digunakan dengan kontrol mata. Namun tak disebut spesiifikasi, kapan dan berapa harga yang akan dibandrol.





 


Sumber:
yahoo.